Sinopsis Film Under Paris, Kemunculan Hiu Ganas Yang Mengancam Sungai Seine
Pada 5 Juni 2024, Film Horor Under Paris resmi diluncurkan mengangkat tema tentang ancaman hiu ganas yang membahayakan kehidupan manusia. Disutradarai oleh Xavier Gens, seorang sineas terkenal asal Prancis yang telah menghasilkan berbagai serial dan film populer. Namanya tentu sudah tidak asing di dunia perfilman internasional.
Alur Film
Film Under Paris mengisahkan tentang Sophia, seorang ilmuwan bersama timnya yang terdiri dari suaminya dan beberapa rekan lainnya. Mereka tengah melacak seekor hiu langka bernama Lilith yang telah diberi tanda untuk memudahkan penelitian lebih lanjut.
Suatu ketika sinyal keberadaan Lilith terdeteksi mendekati kapal mereka. Tidak ingin melewatkan peluang langka ini, Sophia dan timnya bergegas untuk mengambil sampel guna mempelajari spesies tersebut lebih dalam. Namun mereka dikejutkan oleh kenyataan bahwa ukuran Lilith jauh melampaui batas pertumbuhan normal bahkan mencapai dua kali lipat ukuran biasanya.
Beberapa anggota tim termasuk suami Sophia diturunkan ke laut untuk mengambil sampel. Namun kejadian tragis terjadi. Bukannya berhasil menjalankan misi, mereka justru menjadi korban serangan brutal dari hiu Lilith.
Merasakan ada sesuatu yang tidak beres, Sophia memutuskan untuk menyelam sendiri guna mencari keberadaan timnya terutama suaminya. Namun pemandangan mengerikan yang dia temukan di dasar laut justru membuatnya terpukul dengan potongan tubuh rekan-rekannya berserakan. Suaminya dan anggota tim lainnya tidak ditemukan utuh.
Di tengah pencarian itu, Sophia melihat hiu Lilith dengan ukurannya yang luar biasa besar. Ia terkejut menyadari pertumbuhan Lilith yang abnormal dan perilakunya yang agresif. Ketakutan dan rasa duka menyelimuti dirinya saat ia menyadari bahwa suami dan teman-temannya telah dimangsa oleh makhluk buas tersebut.
Sophia hampir menjadi korban berikutnya ketika Lilith mencoba menyeretnya ke kedalaman laut. Beruntung, ia berhasil melarikan diri meskipun nyaris kehabisan tenaga. Sophia mengalami pendarahan hebat di gendang telinganya akibat tekanan air yang luar biasa dalam, tetapi ia selamat dari maut.
Tiga tahun telah berlalu namun Sophia masih belum bisa melupakan tragedi yang merenggut nyawa suami dan timnya. Trauma mendalam membuatnya enggan membicarakan atau bahkan mengingat kembali kejadian mengerikan tersebut.
Pada tahun 2024, Sophia bekerja di sebuah akuarium terkenal di Paris. Meski ia mencoba menjalani hidup seperti biasa, kenangan kelam itu tetap membayangi. Saat bekerja tak jarang pengunjung atau kolega bertanya tentang insiden tragis yang dialaminya. Namun setiap kali topik itu muncul, Sophia hanya tertunduk dengan wajah penuh beban dan memilih menghindar tanpa berkata apa pun.
Nama Sophia telah menjadi sorotan di Paris bukan hanya karena reputasinya sebagai ilmuwan, tetapi juga karena kisah tragis yang melibatkan tim penelitinya. Popularitas ini akhirnya mempertemukannya dengan Mika seorang aktivis lingkungan dari lembaga independen yang fokus pada pelestarian fauna laut. Mika mendekati Sophia dengan harapan bisa bekerja sama, meyakini bahwa pengalaman dan pengetahuan Sophia bisa menjadi kontribusi besar bagi misi mereka.
Tujuan Mika mendekati Sophia adalah untuk memberitahukan bahwa hiu yang pernah membunuh timnya, Lilith kini telah memasuki Sungai Seine di Paris. Awalnya Sophia merasa skeptis karena secara biologis hiu tidak mungkin bertahan hidup di air tawar. Namun keraguannya berubah menjadi keyakinan setelah Mika menunjukkan bukti berupa sinyal keberadaan Lilith di perairan tersebut. Hal ini mendorong Sophia untuk membuka kembali berkas-berkas penelitiannya tentang hiu tersebut.
Kemunculan Lilith di Sungai Seine menjadi misteri besar yang membingungkan semua orang. Sophia segera menghubungi pihak kepolisian sungai untuk meminta bantuan menggiring Lilith kembali ke laut sebelum keberadaannya mengancam warga Paris. Masalahnya semakin mendesak karena dalam waktu dekat Paris akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Triathlon Dunia, yang menggunakan Sungai Seine sebagai lokasi utama lomba.
Dengan bantuan Kapten Polisi Sungai yang bernama Adil, Sophia berupaya menghentikan Lilith sebelum tragedi besar terjadi. Mereka berusaha meyakinkan wali kota Paris untuk menunda atau membatalkan kejuaraan demi keselamatan para peserta dan warga. Namun wali kota menolak menganggap klaim tersebut tidak berdasar, dan menegaskan bahwa pembatalan acara sebesar itu akan membawa kerugian besar bagi Paris di mata dunia.
Dari segi cerita, Under Paris memiliki alur yang sangat terstruktur dan mudah diikuti. Plotnya disusun dengan rapi memungkinkan penonton untuk memahami setiap kejadian tanpa kebingungan. Mulai dari insiden tragis yang merenggut nyawa tim Sophia hingga momen ketika ia kembali menemukan jejak hiu Lilith, semuanya disampaikan dengan kronologi yang jelas dan logis.
Film ini juga secara halus menyoroti isu lingkungan khususnya pencemaran laut serta dinamika politik di kota besar seperti Paris. Pada awal cerita lokasi tempat tinggal Lilith digambarkan sebagai perairan yang tercemar oleh limbah manusia.
Melalui visual tersebut, film ini menunjukkan dampak destruktif dari perilaku manusia yang membuang sampah sembarangan. Kondisi inilah yang memaksa Lilith meninggalkan habitat aslinya dan beradaptasi dengan lingkungan air tawar di Sungai Seine sebagai tempat tinggal barunya. Pesan ini seolah menjadi kritik terhadap perlakuan manusia terhadap lingkungan yang pada akhirnya membawa konsekuensi tak terduga.
Kecintaan Sophia dan Mika terhadap kelestarian laut menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Meskipun memiliki tujuan yang sama, keduanya memilih pendekatan yang berbeda. Mika lebih memilih cara yang lembut dan hati-hati dalam berinteraksi dengan hiu berusaha untuk tidak menyakiti makhluk tersebut. Di sisi lain, Sophia yang pernah mengalami pengalaman traumatis dengan hiu Lilith, menyadari bahaya besar yang dimiliki oleh hiu tersebut. Pengalaman masa lalunya membuatnya lebih waspada dan berhati-hati dalam menghadapi situasi yang sama.
Selain itu sikap wali kota Paris yang menolak untuk membatalkan Kejuaraan Triathlon Dunia di Sungai Seine mencerminkan sikap pemimpin yang tidak mau mendengarkan suara rakyatnya. Meskipun peringatan datang dari seorang ilmuwan dan pihak berwenang yang memahami sungai tersebut dengan baik, wali kota lebih memilih untuk mengejar ambisi mempromosikan keindahan Paris di kancah internasional. Keputusan tersebut berakhir tragis, dengan ratusan hiu menyerang para peserta dan penonton, menunjukkan dampak dari ketidakpedulian terhadap peringatan yang diberikan.
Jika kamu mengharapkan ketegangan yang luar biasa saat menonton film ini, mungkin kamu akan merasa bahwa ketegangannya tergolong biasa saja. Film Under Paris tidak terlalu menonjolkan ketegangan seperti film-film bertema hiu ganas lainnya yang lebih mengancam. Narasi dalam film ini cenderung lebih panjang dan lambat dengan sedikit fokus pada adegan hiu yang menegangkan.
Adegan menegangkan baru muncul di bagian akhir ketika hiu menyerang para peserta triathlon yang sedang berenang di Sungai Seine. Kepanikan melanda bukan hanya para peserta yang terjebak, tetapi juga para penonton yang berada di pinggiran sungai. Kerumunan panik berlarian saling dorong, dan berjatuhan ke dalam air. Ketegangan semakin meningkat menjadi santapan empuk bagi para hiu yang mengamuk karena merasa terganggu.
Meskipun alur cerita film under paris mudah ditebak, penonton tetap disuguhkan dengan akhir yang memuaskan. Saya merasa keputusan untuk mengakhiri cerita seperti ini adalah yang terbaik. Karena pada dasarnya, hanya ada dua kemungkinan yaitu apakah misi untuk menyelamatkan Paris akan berhasil, atau justru sebaliknya. Pada akhirnya usaha untuk mengusir hiu Lilith dari Sungai Seine berakhir dengan kegagalan yang malah memperburuk keadaan kota Paris.