3 mins read

Sinopsis Film Noktah Merah Perkawinan, Kisruh Hubungan Suami Istri Akibat Campur Tangan Kedua Orang Tua

Poster film Noktah Merah Perkawinan. Doc. Gooee

Noktah Merah Perkawinan adalah film melo drama romantis Indonesia yang dirilis pada 15 September 2022. Disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie, film drama romantis ini merupakan adaptasi dari sinetron populer tahun 1996 dengan judul yang sama. Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy sebagai Ambarwati, Oka Antara sebagai Gilang Priambodo, dan Sheila Dara Aisha sebagai Yulinar.

Proses syuting Noktah Merah Perkawinan berlangsung selama 19 hari pada Oktober 2020, di tengah penerapan pembatasan sosial berskala besar di Indonesia. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seluruh tim produksi berhasil menyelesaikan pengambilan gambar dengan baik.

Alur Film

Ambarwati (Marsha Timothy) dan Gilang Priambodo (Oka Antara) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama sebelas tahun. Mereka memiliki dua anak namun hubungan mereka mulai retak. Ambar merasa semakin jauh dengan Gilang yang tidak pernah benar-benar mendengarkan perasaannya. Gilang di sisi lain merasa kehidupannya semakin tertekan oleh campur tangan orang tua masing-masing dalam urusan rumah tangga mereka. Dalam usaha untuk mengatasi tekanan ini, Gilang mulai terlibat dalam pekerjaan yang lebih banyak dan menghindari Ambar, sementara Ambar merasa kesepian dan kehilangan perhatian dari suaminya.

Pada saat yang sama Ambar mulai menemukan kebahagiaan di luar rumah tangganya yakni dengan mengikuti kelas keramik di sebuah pusat komunitas. Di sinilah dia bertemu dengan Yulinar (Sheila Dara Aisha) seorang perempuan muda yang tampaknya memiliki kehidupan yang jauh lebih sederhana dan bebas dari kompleksitas rumah tangga yang Ambar alami. Yulinar adalah salah satu murid Ambar di kelas keramik dan mereka mulai membangun hubungan persahabatan.

Namun hubungan ini tidak hanya sebatas pertemanan. Gilang mulai merasa tertarik pada Yulinar yang lebih perhatian dan memberikan kenyamanan yang sudah lama hilang dalam pernikahannya dengan Ambar. Gilang yang merasa terabaikan oleh Ambar merasa sangat nyaman dengan kedekatannya dengan Yulinar hingga muncul perasaan yang lebih dalam.

Keadaan semakin rumit ketika Ambar mulai menyadari adanya sesuatu yang tidak biasa dalam sikap Gilang, terutama ketika dia menemukan kedekatannya dengan Yulinar. Perasaan cemburu dan dikhianati semakin menguasai hati Ambar. Dia pun mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi dalam pernikahannya dan apakah dia masih mencintai suaminya atau hanya bertahan karena kewajiban.

Sementara itu Yulinar yang tidak ingin menjadi penghalang dalam hubungan pernikahan Gilang dan Ambar merasa bingung dengan perasaannya. Dia sadar bahwa dia jatuh cinta pada suami gurunya yang tentu saja menyulitkan posisinya. Yulinar terjebak di antara perasaan cintanya yang tulus terhadap Gilang dan loyalitasnya sebagai murid serta persahabatannya dengan Ambar.

Ambar yang kecewa dan terluka, akhirnya dihadapkan pada keputusan besar yaitu apakah dia akan bertahan dalam pernikahannya dengan Gilang yang penuh kebohongan dan ketidaksetiaan, atau dia akan memulai hidup baru tanpa dirinya di sisi Gilang.

Kesimpulan

Pertanyaan tentang cinta, pengkhianatan, dan pengampunan menjadi pokok utama dalam kisah ini. Apakah pernikahan mereka masih dapat diselamatkan? Atau apakah sudah saatnya bagi mereka untuk berpisah dan mengejar kebahagiaan masing-masing?

Film ini menggambarkan bagaimana keretakan dalam rumah tangga tidak hanya disebabkan oleh ketidaksetiaan, tetapi juga oleh kurangnya komunikasi, pengertian, dan perhatian terhadap perasaan pasangan. Konflik emosional yang digambarkan dalam film ini sangat mendalam, memperlihatkan sisi manusiawi dari karakter-karakternya yang berjuang dengan masalah perasaan, cinta, dan masa depan mereka.

Dengan narasi yang kuat dan karakter yang relatable, Noktah Merah Perkawinan mengajak penonton untuk merenung tentang arti sebenarnya dari sebuah pernikahan dan apa yang diperlukan untuk mempertahankan kebahagiaan dalam hubungan jangka panjang.