9 mins read

Sinopsis Film Miracle in Cell No.7 Korea, Kisah Haru Seorang Ayah Cacat Mental Dengan Anaknya Yang Cantik Dan Cerdas Di Dalam Penjara

Poster film Miracle in Cell No.7 Doc. Kor

Miracle in Cell No. 7 adalah salah satu film komedi Korea yang berhasil mencuri perhatian dunia karena mengharukan. Film ini disutradarai oleh Lee Hwan-kyung yang menjadi salah satu film dengan pendapatan tertinggi di Korea. Dengan cerita yang sangat menyentuh hati, film ini berhasil menyampaikan pesan mendalam tentang cinta keluarga, pengorbanan, dan keadilan tanpa kehilangan daya tarik emosionalnya.

Film ini menceritakan tentang seorang pria dengan keterbatasan mental yang secara tidak adil dipenjara atas tuduhan pembunuhan dan hubungan luar biasa antara dia dengan anaknya. Di dalam sel, dia menjalin persahabatan dengan para penjahat yang kemudian membantunya melanggar aturan demi bisa bertemu kembali dengan putri tercintanya. Kisah mereka tidak hanya mengundang tawa tetapi juga menguras air mata dengan drama yang penuh emosi. Selain mengangkat tema keluarga, film ini juga menyelipkan kritik sosial yang relevan tentang sistem hukum dan keadilan.

Alur Cerita Film Miracle Ayah dan Anak

Cerita Miracle in Cell No. 7 dimulai dengan memperkenalkan karakter Yong-gu yang bekerja sebagai penjaga parkir dengan keterbatasan mental. Dia memiliki seorang putri kecil bernama Ye-sung yang merupakan segalanya bagi hidupnya. Hubungan antara Yong-gu dan Ye-seung digambarkan dengan begitu hangat dan penuh cinta. Meski memiliki keterbatasan, Yong-gu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putrinya.

Suatu hari ada sebuah kejadian tragis membuat Ayahnya ditahan. Semua bermula ketika anaknya begitu tertarik dengan tas kuning bergambar Sailor Moon yang terlihat di sebuah toko. Karena saat itu belum gajian, dia dan Anaknya hanya bisa mengagumi tas tersebut dari balik kaca toko tersebut. Namun kekecewaan menyelimuti mereka ketika melihat tas Sailor Moon itu dibeli oleh seorang anak perempuan bersama orang tuanya. Dia dan anaknya nekat masuk ke dalam toko dan memohon agar tas Sailor Moon tidak jadi dibeli. Namun nasib malang menimpanya ketika ayah anak it yang ternyata seorang Komisaris Jenderal Kepolisian yang sombong langsung memukuli dia. Dia berjanji setelah gajian akan membeli tas untuk anaknya.

Anak Komisaris Jenderal Polisi yang bernama Ji Yeong ternyata memiliki hati yang baik. Setelah dia menerima gaji, anak komisaris itu menemui dia dan menunjukkan toko lain yang juga menjual tas Sailor Moon. Namun malapetaka terjadi saat dalam perjalanan, anak komisaris itu terpeleset dan mengalami kecelakaan fatal yang menyebabkan diameninggal dunia.

Anak tersebut adalah putri seorang pejabat tinggi yang berpengaruh besar. Karena keterbatasan mentalnya, Yong-gu tidak dapat membela dirinya sendiri dengan baik saat diinterogasi oleh polisi. Dia dituduh membunuh anak komisaris setelah ditemukan bahwa keningnya terluka dan di samping kepalanya terdapat batu bata. Dia tertuduh memukul memakai batu bata padahal nyatanya tidak benar. Dia dibawa ke lokasi kejadian untuk reka ulang kejadian sebenarnya. Dia dipaksa oleh penyidik agar melakukan tindakan reka ulang kejadian yang tak terpuji yaitu memperkosanya. Keluarga korban pun sedih melihat kejadian reka ulangnya. Dan dilokasi kejadian, Ye-sung berjumpa dengan ayahnya. Tapi mereka dipisahin oleh penyidik setempat. Kemudian ayahnya dibawa pergi setelah selesai reka ulang. Anaknya menangis melihat kejadian tersebut dan tidak percaya dituduh membunuh bahkan memperkosa Ji Yeong.

Situasi menjadi semakin buruk karena ayah Ji Yeong seorang Komisaris Jenderal Polisi bukan hanya sombong tetapi juga kejam. Dia memaksanya untuk mengaku telah membunuh dan memperkosa anaknya sebagai balas dendam. Yang lebih buruk, ayah Ji Yeong mengancam akan membunuh Ye Sung jika dia tidak mengikuti perintahnya. Demi melindungi putrinya, dia terpaksa mengaku meskipun itu berarti dirinya divonis hukuman mati di pengadilan. Untuk menunggu eksekusi, dia dimasukkan ke dalam sel nomor 7 sebuah penjara dengan pengamanan ketat yang diperuntukkan bagi narapidana berbahaya. Sementara itu, Ye Sung dititipkan di panti asuhan selama ayahnya menjalani hukuman.

Dia ditempatkan bersama lima narapidana kelas kakap lainnya yaitu Bong Sik seorang pencopet, Chun Ho seorang penipu, Man Beom seorang pezina, Kakek Seo seorang penipu dan So Yang Ho seorang gangster penyelundup. Sebagai bagian dari budaya tidak tertulis di penjara, narapidana dengan tuduhan pemerkosaan terutama terhadap anak-anak adalah yang paling dibenci oleh penghuni penjara lainnya. Akibatnya dia langsung menjadi sasaran kebencian. Dia dipukul oleh lima narapidana lainnya di sel nomor 7 dan terus dijauhi tanpa kesempatan untuk membela diri.

Namun situasi berubah drastis ketika kelima teman satu selnya berbalik menjadi sahabatnya. Hal ini terjadi setelah dia menyelamatkan So Yang Ho dari percobaan pembunuhan oleh seorang narapidana yang merupakan saingan geng penyelundup. Merasa berhutang budi bahkan nyawa, So Yang Ho bersedia memenuhi permintaannya yang ingin bertemu dengan putrinya Ye Sung. Kesempatan untuk mempertemukan dia dengan putrinya muncul saat diadakan acara keagamaan bagi narapidana yang beragama Kristen. Acara ini juga menyertakan pertunjukan paduan suara oleh anak-anak dari panti asuhan di mana putrinya kebetulan menjadi salah satu pesertanya. Man Beom berhasil menyelundupkan Ye Sung ke dalam kardus roti yang akhirnya bertemu dengan ayahnya di sel dan berpelukan karena sudah lama tidak bertemu. Namun rencana mereka berubah menjadi rumit ketika pendeta yang memimpin acara keagamaan mendadak terkena serangan jantung sehingga acara dihentikan lebih awal dan anak-anak panti asuhan dipulangkan. Akibatnya Ye Sung tidak sempat dikembalikan ke rombongan panti asuhan tepat waktu. Para penghuni sel nomor 7 pun terpaksa menjaga Ye Sung di penjara, menunggu kesempatan berikutnya untuk mengembalikannya dengan aman.

Rencana para sahabat Lee Yong Gu meleset karena acara keagamaan dua hari kemudian ternyata bukan untuk narapidana beragama Kristen, melainkan untuk yang beragama Buddha. Akibatnya Ye Sung tinggal lebih lama di sel bareng ayah dan 5 narapidana lainnya. Situasi ini menjadi sangat berisiko jika keberadaan Ye Sung sampai diketahui oleh para penjaga penjara. Dalam beberapa hari itu terjalan akrab antara putrinya dengan parapidana. Mereka berusaha mati-matian untuk menyembunyikan Ye Sung dari para sipir. Sayangnya upaya mereka akhirnya gagal hingga akhirnya menemukan Ye Sung.

Situasi berubah total setelah Kepala Penjara yang terkenal tegas dan galak itu menjadi sahabat dia. Hal ini terjadi setelah Lee Yong Gu dengan keberanian dan tanpa pamrih berhasil menyelamatkan Jang Min Hwan saat terjadi kebakaran besar di penjara. Aksi heroik dia mengubah pandangan Jang Min Hwan terhadapnya.

Berkat bantuan Jang Min Hwan kepala penjara yang kini menjadi sahabat Lee Yong Gu, putrinya Ye sung bisa datang mengunjungi sel nomor 7 kapan saja tanpa hambatan. Kepala sipir dan kelima narapidana berusaha membebaskan dia dari dakwaan hukuman mati. Salah satu langkah besar yang diambil Jang Min Hwan adalah menghadapi Komisaris Jenderal Polisi yang anaknya meninggal. Jang Min Hwan mengajukan permohonan untuk diadakan persidangan ulang bagi Lee Yong Gu karena tidak ada bukti yang kuat atas tuduhan tersebut. Usaha Jang Min Hwan akhirnya membuahkan hasil dan pengadilan setuju untuk mengadakan persidangan ulang bagi Lee Yong Gu memberikan harapan baru untuk pembebasannya. Namun perjuangan tersebut ternyata sia-sia belaka. Komisaris Jenderal Polisi yang keras kepala ternyata tetap bersikukuh untuk tidak melepaskan Lee Yong Gu. Dengan licik dia berkolusi dengan pengacara pembela Lee Yong Gu dan mengintimidasi memaksanya supaya mengaku atas perbuatannya. Jika tidak dia ia mengancam akan membunuh Ye Sung yang menjadi sasaran balas dendam sang komisaris.

Meskipun kelima sahabat penjara Lee Yong Gu telah berusaha mati-matian untuk membebaskannya dengan balon terbang, usaha mereka gagal. Balon gas yang mereka buat tersangkut di pagar penjara, membuat rencana mereka gagal total. Walaupun seluruh narapidana mendukung mereka, kegagalan tersebut mengakibatkan mereka tidak dapat melanjutkan usaha penyelamatan. Pada akhirnya meskipun telah dilakukan berbagai usaha dan pengorbanan, eksekusi hukuman mati untuk Lee Yong Gu tetap dilaksanakan yang bertepatan dengan ulang tahun Ye Sung. Keputusan tersebut menjadi momen yang sangat mengharukan mengingat semua perjuangan yang telah dilakukan oleh Lee Yong Gu, putrinya, dan sahabat-sahabatnya. Dengan hati yang penuh kepedihan dan rasa kehilangan, cerita ini mencapai puncaknya yang mengisahkan tentang kesetiaan, persahabatan, dan pengorbanan dalam menghadapi ketidakadilan.

Kisah berlanjut dengan perjalanan emosional Ye Sung yang berjuang untuk membersihkan nama baik ayahnya setelah kematiannya. Sebagai seorang gadis muda yang kini berprofesi sebagai pengacara, Ye Sung memanfaatkan keahliannya untuk mengungkapkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan bagi almarhum ayahnya. Dengan bantuan kelima sahabat penjara Lee Yong Gu yang telah bertobat dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik termasuk So Yang Ho yang kini menjadi pendeta, Ye Sung berusaha keras untuk menghadirkan bukti-bukti yang membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah. Mereka yang sebelumnya adalah narapidana, kini menjadi saksi yang sangat penting dalam perjuangan Ye Sung.

Perjuangan Ye Sung dan sahabat-sahabatnya akhirnya membuahkan hasil. Di pengadilan dengan bantuan Jang Min Hwang sebagai saksi yang berperan besar dalam mendukung perjuangan mereka, hakim memutuskan bahwa Lee Yong Gu tidak bersalah. Keputusan ini membuktikan bahwa ayahnya bukanlah seorang pembunuh dan pemerkosa anak-anak seperti yang dituduhkan. Kemenangan ini memberi kelegaan bagi Ye Sung yang akhirnya bisa membuktikan kepada dunia bahwa ayahnya yang telah meninggal itu adalah seorang pria yang tidak bersalah. Dia tidak hanya berhasil membersihkan nama baik almarhum ayahnya, tetapi juga menegaskan bahwa perjuangan untuk keadilan meski penuh rintangan dan tidak pernah sia-sia. Kisah ini adalah tentang pengorbanan, perubahan, dan keberanian untuk menghadapi ketidakadilan serta betapa pentingnya kebenaran dalam hidup kita.

Kesimpulan

Miracle in Cell No. 7 adalah film yang menginspirasi dengan cerita yang kuat, karakter yang mendalam, dan pesan moral yang relevan film ini telah menjadi salah satu karya terbaik dalam dunia perfilman Korea. Film ini mengingatkan kita bahwa cinta sejati tidak memiliki batasan dan bahwa keajaiban dapat terjadi bahkan dalam situasi yang paling gelap sekalipun. Bagi siapa pun yang mencari film yang menyentuh hati dan memberikan pelajaran berharga tentang kehidupan, Miracle in Cell No. 7 adalah pilihan yang paling tepat kalian tonton.